Minggu, 14 Maret 2010

Berharap Segera Dapat Jodoh

Primbon Jodoh - PADA kesempatan Tahun Baru Imlek yang bertepatan dengan Hari Valentin, banyak pria dan wanita Taiwan memohon kepada dewa jodoh agar mereka bisa mendapatkan pasangan idaman hati.

Primbon - Data pemerintah menunjukkan penurunan tajam perkawinan di pulau tadi belakangan ini. Pertumbuhan ekonomi selama beberapa dekade terakhir menyebabkan kian banyak orang muda Taiwan menunda perkawinan karena memilih gaya hidup tak dibebani tugas keluarga. Fakta itu mencerminkan perbedaan kontras dengan tradisi kawin muda di kalangan masyarakat China.

Menurut angka pemerintah, hanya 14,4 persen dari orang Taiwan usia antara 20 hingga 29 tahun kawin dalam 2008, turun dari 23 persen dalam 2000. Begitupun, masih terdapat orang-orang yang mendambakan perkawinan, tapi mereka mengalami kesulitan untuk menemukan orang yang tepat.

Di tengah suasana perayaan Tahun Harimau dalam 2010 ini, pengunjung ke berbagai vihara di Taiwan selain memohon kedamaian dan kemakmuran juga meminta agar bisa segera mendapatkan jodoh.

Calon

Di antara mereka memohon pada dewa jodoh legendaris yang dikenal sebagai “Pria Tua di Bawah Bulan” agar mereka bisa menemukan calon pasangan hidup secepatnya. Setelah mengucapkan kata-kata permohonan, Kent Chen mengatakan dia terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga tak tidak tahu seni mencari kekasih.

“Saya telah membujang sejak lama karena itu saya datang untuk memohon bisa bertemu dengan seorang wanita baik-baik dan perkawinan yang baik pula,” ujar pria berusia 32 tahun tadi.

Banyak wanita disertai para ibu mereka yang tampak kurang bahagia. Mereka dibimbing petugas vihara dalam menyampaikan permohonan kepada dewa. Menurut legenda China, Pria Tua di Bawah Bulan memegang “Buku Nasib” dan mengikatkan suatu untaian merah ke kaki seorang pria dan wanita yang ditakdirkan nasib nantinya akan mengikat tali perkawinan.

Kuo Mei-lan, 26, jebolan perguruan tinggi, mengaku dia berdoa kepada dewa agar dia bisa mendapatkan seorang pria yang menghormati karirnya dan berbagi pekerjaan rumah jika mereka berumahtangga.

Menjauh

“Banyak pria menjauh setelah mengetahui saya akan segera mendapat gelar doktor matematika,” ucap cewek tadi. “Kebanyakan pria yang takut pada wanita lebih pintar dan berpendidikan lebih tinggi akan sangat enggan untuk dekat.”

Berbagai survei publik dalam tahun-tahun terakhir secara konsisten menunjukkan bahwa pria-pria Taiwan terus membujang karena takut tidak bisa membiayai keluarga, sementara wanita lebih suka tidak terikat berbagai tugas keluarga kecuali jika mereka bertemu pria idaman.

Gaya hidup individualistis dan makin tingginya taraf hidup juga menyebabkan terjadinya penundaan perkawinan, seiring dengan urbanisasi. Di ibukota Taipei, rata-rata wanita kawin pada usia 30,5 tahun dan pria pada umur 33,2 tahun. Rata-rata angka nasional adalah 28 tahun bagi wanita dan 30,5 tahun bagi pria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar